Kamis, 06 Januari 2011

Bendung Kanal Banjir Medan Pasca Hujan Deras Deli Tua

Kejadian banjir di kota Medan yang hampir rata-rata 10-12 kali/tahun sangat dipengaruhi oleh DAS Deli dan DAS Belawan di daerah hulu dan biasanya banjir ini disebabkan oleh 2 hal yaitu:

- Hujan Deras Daerah Hulu
- Sistem drainase yang buruk (poor drainage) di kota Medan

Salah satu tindakan yang biasa diaplikasikan dalam suatu perkotaan untuk mengurangi kerugian banjir adalah pengalihan air banjir melalui bypass atau saluran banjir/banjir kanal (floodways) ke dalam alur sungai lain atau bahkan ke DAS lain.Dengan pembuatan floodway diharapkan akan memotong puncak banjir pada sungai Deli sebelum memasuki daerah kota Medan dan kemudian mengalirkannya sebahagian ke sungai Percut. Floodway sungai Deli ke sungai Percut mempunyai panjang 3.820 meter, yang berfungsi untuk mengalihkan debit banjir dari sungai Deli ke sungai Percut sebesar 70 m3/detik. Floodway direncanakan merupakan saluran terbuka dengan bentuk trapesium prismatik, dengan lebar dasar saluran 5,00 meter, dan kedalaman rata-rata 4,35 m.

Berikut ini adalah tampilan peta floodway,mengalirkan air dari sungai Deli ke Sungai Percut:


Tadi pagi setelah bayar spp kuliah,terlintas di fikiran , "coba kuliat dulu floodway ini, toh dekat rumah....." akhirnya aku pergi ke sana sekitar jam 9 pagi.

Berikut ini foto-foto bendung banjir kanal dan bendung Deli pada kondisi spill


- Limpahan air Bendung Banjir Kanal
info : saya rasa elevasi bendung ini ketinggian dan lebar bendung agak kecil,jadi struktur berpotensi kecil untuk menangkap dan melimpahkan air ke kanal banjir dengan debit yang direncanakan baik Q25 ataupun Q10

- Limpahan air Bendung Banjir Kanal terlihat dari Jembatan SMA 13

info : Kelihatannya cantik sih mercu bendung ini,tapi yang jadi pertanyaan, sebenarnya floodway ini berfungsi atau tidak?kalau menurut saya sih berfungsi secara teknis dan hidraulis yaitu melimpahkan air (walaupun kebetulan) lebih deras yang melewati iron gate (pintu pengambilan samping), tetapi secara umum tidak juga mengurangi bencana banjir di daerah hulu. Toh masih banyak rumah kelelep...kasian...,saya dengar-dengar info akan ada perbaikan bendung ini supaya bekerja secara optimal, pekerjaannya mungkin dimulai setelah atau bersamaan dengan pembangunan konstruksi DAM Lau Simeme. Eh...mudah2an lancar-lancar saja proses pembangunannya.

- Daerah rerumputan yang dipenuhi air sehingga tampak seperti danau

info : Nah di sini penuh air sehingga tampak seperti danau. Yang saya takutkan, ada beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab, memanfaatkan ini sebagai tempat rekreasi, dengan memungut biaya parkir dan menjajakan makanan di sekitar genangan air ini...dan ujung2nya sampah pada dibuangin ke sana. Sungguh Indonesia banget, mudah2an kebiasaan buruk ini segera berubah.

- Kolam Olak (dengan balok halang)
info : kolam olak berfungsi meredam energi yang jatuh akibat spill dari bendung, sebenarnya di dalam air itu ada blok blok halang yang berguna untuk mematahkan energi aliran pada lantai hilir.

- Limpahan Air Bendung Deli (Udah pake Jembatan baja)
info : nah bendung Deli ini alirannya sangat deras, karena debit yang dihasilkan ada dua, debit pada mercu dan debit akibat aliran dibawah bendung. tampak sampah yang menumpuk dibawa aliran ke bendung dari hulu seperti bongkahan kayu, sawit, sampah. Terlihat jelas tidak ada prosedur maintenance yang jelas oleh pihak yang berkaitan di sini.ckckckck.


Nah,kalau sedang kering kondisi bendung banjir kanal begini bentuknya:

- Bendung Banjir Kanal
info : ini Bendung Banjir Kanal saat sepi air, itu ada kawanku namanya ivan. Dia berteriak2 ," Dan..! Foto aku di sini!!(dengan logat penjual tahu)...hehehe peace van"

- Kolam Olak (dengan balok halang)
info : ruang kolam olak ditumbuhi rumput, bukti bahwa minimnya aliran yang masuk ke dalam floodway.

- Daerah Rumput di sekitar saluran sungai Deli
info: inilah saluran sungai Deli sebelum memasuki Bendung Deli, nah kalau foto yang diatas sudah bergelimang penuh air.

- Bendung Deli (sistem orifice-berlubang)

info: Bendung Deli dengan sistem Orifice agar pengaruh backwater tidak berpotensi mengakibatkan gerusan pada lereng di belakangnya.

Begitulah kira-kira info yang tak seberapa ini. Perlunya OP (Operation and Maintenance) dimana dua hal ini adalah parameter yang sangat rapuh dalam pelaksanaannya. Tadi saja waktu saya ke sana, pada saat beberapa pejabat ngeliat bendung, di situ juga baru heboh dibersihkan sampah di trash rack iron gate (penahan sampah).


Kemudian biarpun air melewati Kanal Banjir, daerah hulu Sungai Deli tetap saja mengalami kebanjiran, bahkan makin parah (tidak sempat mengambil gambar di daerah Juanda). Mungkin kesalahan perencanaan dll. Oleh karena itu para engineer dan masyarakat sebaiknya bersatu dan serius menanggulangi banjir ini. Termasuk pemeliharaan infrastruktur seperti drainase perkotaan (tidak membuang sampah sembarangan-klasik), jalan, jembatan, dll.

Mudah2an bermanfaat.

4 komentar: